RESISTENSI ATAS KULTUR PATRIARKI DALAM EKSPRESI EROTIS BUDAYA POPULER
Keywords:
Budaya populer, Ekspresi erotis, Female gaze, Kultur patriarkiAbstract
Pencekalan pemutaran dan penayangan lagu dangdut, kegilaan publik perempuan pemirsa TV terhadap serial film TV “Mahabharata”, dan ketertarikan publik perempuan Indonesia terhadap film nasional “Drupadi”, menggambarkan kemerdekaan hasrat seksual publik. Larangan dan pembatasan pemutaran lagu-lagu dangdut diberlakukan karena lirik lagu-lagu tersebut berbau pornografi yang menyuarakan kebebasan ekspresi erotis perempuan. Kegilaan publik perempuan terhadap serial film TV “Mahabharata” lebih dilatari oleh kebebasan hasratnya untuk menikmati ketampanan wajah dan keperkasaan tubuh para aktor pemerannya dan bukan karena penghayatan terhadap moral cerita. Ketertarikan publik perempuan Indonesia terhadap film “Drupadi” lebih didorong oleh motif pemberontakan terhadap kultur patriarki yang menindas. Ketiga-tiganya satu sama lain tidak ada hubungan produksi, tetapi tergelar dalam satu konteks yang sama: publik perempuan Indonesia yang tengah merayakan kemerdekaan ekspresi dan fantasi relasi seksual dalam budaya populer di tengah kepungan kultur patriarki.
References
Acri, A. (2019). More on the taṇḍa in old Javanese literature. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 175(4), 556–566. https://www.jstor.org/stable/26806659. Akses 24-05-2022.
Burton, G. (2012). Media dan budaya populer. Jalasutra (transl. & penerbit).
Darmawan, M. Y. (2020). Iwan Fals, music, and the voice of resistance. I-Pop: International Journal of Indonesian Popular Culture and Communication, 1(1), 41-62. https://doi.org/10.36782/i-pop.v1i1.28. Akses 20-04-2022.
Das, Saptorshi. (2014). Vyasa’s Draupadi: A feminist representation. International Journal of Gender and Women’s Studies, 2(2), June 2014, pp. 223-231. http://ijgws.com/vol-2-no-2-june-2014-abstract-12-ijgws. Akses 20-04-2022.
Decker, A. (2020). Hidden for their protection: Gendered power, provocation, and representation in dangdut competition television. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 176(1), 37–69. https://www.jstor.org/stable/26910983. Akses 24-05-2022.
detikNews, 28 Jan (2020). Video candoleng-doleng buka baju beredar di WA, biduan di Sulsel diamankan. https://news.detik.com/berita/d-4876806/video-candoleng-doleng-buka-baju-beredar-di-wa-biduan-di-sulsel-diamankan. Akses 17-10-2022.
Ding Choo Ming & van der Molen, W. (eds.). (2018). Traces of the Ramayana and Mahabharata in Javanese and Malay literature. Singapore: ISEAS-Yusof Ishak Institute.
Hollows, J. (2010). Feminisme, feminitas, dan budaya populer. Ismayasari, B.A. (transl.). Jalasutra.
Ibnu Rochim, A. & Jupriono, D. (2021). Berbagai pilihan nilai moral dalam cerita wayang. Tanda: Jurnal Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra, 1(03), 47–56. https://aksiologi.org/index.php/tanda/article/view/172. Akses 07-11-2021.
Ibnu Rochim, A., Jupriono, D., Murti, I. (2014). Preferensi nilai dalam epos Ramayana & Mahabharata: Konstruktif, destruktif, dilematik? Makalah The International Conference on Regional Culture: The Callenges of Culture Revitalization in the 2015 ASEAN Economic Community Era, Unej, 8-9 Oktober 2014.
Ida, R. (2014). Metode penelitian studi media dan kajian budaya. Jakarta: Prenada Media Group.
Imaniar, E.D. (2014). Mahabharata dan kemenangan female gaze. http://www.jawapos.com/baca/artikel/7865/Mahabharata-dan-Kemenangan-Female-Gaze. Akses 20-04-2015.
Junaedi. (2015). Pertunjukan erotis "Candoleng-doleng" tak pernah hilang dari Polewali. Kompas.com, 04/08/2015. https://regional.kompas.com/read/2015/08/04/12460061/Pertunjukan.Erotis.Candoleng-doleng.Tak.Pernah.Hilang.dari.Polewali. Akses 19-09-2021.
Jupriono, D. (2021). Erotica in Mahabharata and Ramayana. International Journal of Educational Research & Social Sciences (IJERSC), 2(3), 619–628. https://ijersc.org/index.php/go/article/view/113. Akses 04-11-2021.
Jupriono, D., Andayani, A., Maduwinarti, A. (2015). Ekspresi erotis dalam pengen dibolongi, Mahabharata, Drupadi: Kanalisasi kemerdekaan fantasi seksual dan pemberontakan terhadap kultur patriarki. Dlm. Azhar, I.N., Ikawati, D., Suryani, S. (ed.), Bahasa, Sastra, dan Budaya: Kaitannya dengan Isu-isu Global, p. 466—470. Prodi Sastra Inggris, FISIB, UTM & Antilia Master Quality.
Jupriono, D., Kuncoro, W., Pramono, B. S. (2022). Unsur konvensional-inkonvensional dalam wacana humor cerita wayang. Tanda: Jurnal Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra, 2(01), 30–41. https://aksiologi.org/index.php/tanda/article/view/316. Akses 24-05-2022.
Jupriono, D., Sudaryanto, E., Hamim. (2015). Pornografi & erotika dalam Ramayana & Mahabharata. Dalam Pornography in Language, Culture and Literature: Proceedings of Conference on Language, Linguistics and Literature (COLALITE) 2015, 143-151. Universitas Jenderal Soedirman.
Jupriono, D. & Sudaryanto, E. (2020). Pesan-pesan moral dalam epos Ramayana dan Mahabharata, dalam Kamera Indonesia (Komunikasi Media & Penyiaran), hal. 353-374. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
KPI. (2017). KPID Jateng larang lagu-lagu yang dinilai berbau mesum diputar di radio dan TV. http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/23-berita-daerah/33922-kpid-jateng-larang-lagu-lagu-yang-dinilai-berbau-mesum-diputar-di-radio-dan-tv?start=3&detail3=9874&detail5=9808. Akses 20-04-2022.
Kurniasari, N.D. (2012). Seksisme dan seksualitas dalam lagu pop: Analisis tekstual lirik lagu kelompok music Jamrud. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 25(2), 128-138.
Majirana, J.S. (2019). An analytical sudy of the Mahabharata as an epic. International Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (JETIR), 6(4) April, 8—11. https://www.jetir.org/view?paper=JETIR2003003. Akses 20-04-2022.
Mulvey, L. (2009). Visual pleasure and narrative cinema. Visual and other pleasures. Ed. II, p. 14-27. Basingstoke: Palgrave Macmillan,
Paramita, I.B.G. (2012). Komodifikasi tubuh perempuan. https://paramitaibg.wordpress.com/2012/07/18/komodifikasi-tubuh-perempuan/. Akses 20-04-2015.
Pillalamarri, A. (2014). Political lessons from the Mahabharat: An ancient epic’s lessons for India ring true today. The Diplomat, August 23, 2014. https://thediplomat.com/2014/08/3-political-lessons-from-the-mahabharat/. Akses 07-11-2021.
Rajagopalachari, C. (2013). Mahabharata sebuah roman epik pencerah jiwa manusia. Terj. Murtanto, Y. Jogjakarta: IRCiSoD.
Ramadhani, R., Yuliawati, S., Suganda, D. (2019). Semiotic analysis of the myth of eroticism in English song lyrics. International Journal of English, Literature and Social Science (IJELS), 4(4), July—August, 976—982. https://dx.doi.org/10.22161/ijels.445. Akses 20-04-2022.
Republika Online, 09 Mar (2015). Tarik dari peredaran lagu berlirik cabul. http://www.skanaa.com/en/news/detail/tarik-dari-peredaran-lagu-berlirik-cabul. Akses 24-04-2015.
Storey, J. (2010). Cultural studies dan kajian budaya pop: Pengantar komprehensif teori dan metode. Rahmawati, L. (transl.). Jalasutra.
Tiwari, A. & Chaudhary, P. (2021). Revisioning subalternity: A critical study of Rāmāyana through Mandavi and Urmila. Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 13(2), April-June, 1—9. DOI: https://dx.doi.org/10.21659/rupkatha.v13n2.43. Akses 20-04-2022.
Wardhana, V.S. (2013). Budaya massa, agama, wanita: Risalah budaya. (Indonesian edition). Kepustakaan Populer Gramedia.
Wibowo, K. (2013). Lirik dianggap porno, 6 lagu ini dicekal. http://www.tempo.co/read/news/2013/01/21/058455770/Lirik-Dianggap-Porno-6-Lagu-Ini-Dicekal. Akses 24-04-2015.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 D. Jupriono, Maulana Arief, Bambang Sigit Pramono, Wahyu Kuncoro
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang manuskripnya diterbitkan akan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
Hak untuk publikasi semua materi jurnal yang diterbitkan di situs web RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi dipegang oleh dewan editorial dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap menjadi milik penulis).
Ketentuan hukum formal untuk mengakses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons-NonCommercial-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi berhak untuk menyimpan, mengubah format, mengelola di pangkalan data, memelihara dan menerbitkan artikel tanpa meminta izin dari Pencipta selama tetap mempertahankan nama Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta.
Naskah yang dicetak dan diterbitkan secara elektronik adalah akses terbuka untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan editorial tidak bertanggung jawab atas pelanggaran undang-undang hak cipta.