REPRESENTASI NASIONALISME DALAM ATRAKSI BUDAYA MUSEUM SURABAYA
DOI:
https://doi.org/10.69957/relasi.v5i04.2262Keywords:
Nasionalisme, Atraksi Budaya, Museum, Komunikasi Budaya, Identitas NasionalAbstract
Museum sebagai institusi budaya memiliki peranstrategis dalam membangun kesadaran kebangsaanmelalui pelestarian sejarah dan penyajian atraksibudaya. Artikel ini bertujuan untuk mengkajirepresentasi nasionalisme dalam tiga museum di Surabaya, yaitu Museum Rumah Kelhiran Ir. Soekarno, Museum W.R. Supratman, dan Museum OlahragaSurabaya. Ketiga museum tersebut dikajimenggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga museum menyampaikan nilai-nilai nasionalisme melaluipendekatan yang berbeda namun saling melengkapi: Museum Soekarno menekankan pada perjuanganpolitik dan pemikiran kebangsaan, Museum W.R. Supratman mengedepankan kekuatan musik sebagaipemersatu bangsa, sedangkan Museum Olahragamenghidupkan semangat kebangsaan melalui prestasiatlet. Atraksi budaya yang ditampilkan tidak hanyabersifat informatif, namun juga dirancang secaraemosional dan interaktif dengan dukungan teknologiseperti Augmented Reality (AR). Melalui pengemasan visual, kurasi narasi yang kuat, serta pengalaman pengunjung yang mendalam, museum mampu menjadi ruang edukatif sekaligusreflektif dalam membentuk identitas nasional. Penelitian ini menyimpulkan bahwa museum bukanhanya tempat menyimpan artefak sejarah, tetapi juga merupakan media komunikasi budaya yang efektifdalam membangkitkan nasionalisme pada masyarakatIndonesia, khususnya generasi muda.
References
Antara News. (2021, October 21). Menbud: Museum Indonesia tingkatkan inklusivitas dengan teknologi. https://www.antaranews.com/berita/4826685/menbud-museum-indonesia-tingkatkan-inklusivitas-dengan-teknologi
Rahma, N. (2023). Menelusuri Jejak Soekarno di Museum Rumah Kelahirannya. https://ikom.fisipol.unesa.ac.id/post/menelusuri-jejak-soekarno-di-museum-rumah-kelahirannya/
Wicaksono, Y. (2018, April 13). Berkunjung Ke Museum WR Soepratman. Super Radio. https://www.superradio.id/berkunjung-ke-museum-wr-supratman/
Ramadhani, M. (2024, December 12). Museum olahraga surabaya menyimpan Sejarah Dan prestasi Atlet Legendaris Kota pahlawan. Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. https://vokasi.unair.ac.id/museum-olahraga-surabaya-menyimpan-sejarah-dan-prestasi-atlet-legendaris-kota-pahlawan/
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, T. (2025, June 14). Surabaya, Dapur Nasionalisme, Kota Pahlawan Yang Mencetak Soekarno Jadi Pemimpin Revolusi!. PR Surabaya. https://surabaya.pikiran-rakyat.com/surabaya-raya/pr-3929416110/surabaya-dapur-nasionalisme-kota-pahlawan-yang-mencetak-soekarno-jadi-pemimpin-revolusi
Aditya, N. (2020, October 29). Napak Tilas Sumpah Pemuda, Ada Museum W.R Soepratman di Surabaya. KOMPAS.com. https://travel.kompas.com/read/2020/10/29/162039427/napak-tilas-sumpah-pemuda-ada-museum-wr-soepratman-di-surabaya
Roosa, M. (2021, May 8). Museum olahraga surabaya Sudah Dibuka, ayo Lihat Ratusan Koleksinya. Suara Surabaya. https://www.suarasurabaya.net/olahraga/2021/museum-olahraga-surabaya-sudah-dibuka-ayo-lihat-ratusan-koleksinya/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Irma Febriyanti; Caroline Azalea Zahra; Iefant Prasetya Nugroho; Mohammad Insan Romadhan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang manuskripnya diterbitkan akan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
Hak untuk publikasi semua materi jurnal yang diterbitkan di situs web RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi dipegang oleh dewan editorial dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap menjadi milik penulis).
Ketentuan hukum formal untuk mengakses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons-NonCommercial-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi berhak untuk menyimpan, mengubah format, mengelola di pangkalan data, memelihara dan menerbitkan artikel tanpa meminta izin dari Pencipta selama tetap mempertahankan nama Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta.
Naskah yang dicetak dan diterbitkan secara elektronik adalah akses terbuka untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan editorial tidak bertanggung jawab atas pelanggaran undang-undang hak cipta.