ATRAKSI WISATA SEBAGAI MEDIA DALAM MEMBANGUN REPUTASI EDUKASI- REKREASI BERBASIS BUDAYA KELUARGA: STUDI KASUS PADA WISATA INTAN ABATANI, TAMAN ABHIRAMA, DAN ISTANA GEBANG
DOI:
https://doi.org/10.69957/relasi.v5i04.2244Keywords:
Atraksi Wisata, Repurtasi Destinasi, Wisata Edukasi, Budaya Keluarga, Komunikasi PariwisataAbstract
Penelitian ini membahas peran atraksi wisata sebagai media dalam membangun reputasi destinasi berbasis edukasi dan rekreasi budaya keluarga. Studi ini dilakukan pada tiga destinasi, yaitu Intan Abatani, Taman Abhirama, dan Istana Gebang. Ketiga destinasi tersebut memadukan unsur edukasi, rekreasi, dan budaya untuk menciptakan pengalaman wisata yang bermakna bagi keluarga. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atraksi wisata yang dirancang dengan pendekatan budaya dan edukatif tidak hanya meningkatkan kepuasan pengunjung, tetapi juga membangun reputasi positif destinasi. Keterlibatan masyarakat lokal, penyampaian narasi budaya yang autentik, serta pemanfaatan teknologi menjadi faktor kunci dalam menciptakan destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.
References
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches
(4th ed.). SAGE Publications.
Govers, R., Go, F. M., & Kumar, K. (2007). Virtual destination image – A new measurement approach. Annals of Tourism Research, 34(4), 977–997. https://doi.org/10.1016/j.annals.2007.06.001
Gunn, C. A. (1997). Vacationscape: Developing tourist areas (2nd ed.). Taylor & Francis. Hamzah, B. (2019). Pengembangan pariwisata edukasi di Indonesia. Yogyakarta: Deepublish. Holloway, J. C. (2004). The business of tourism (7th ed.). Pearson Education.
Jones, M. (2019). Sustainable tourism management: Principles and practice. Goodfellow Publishers.
Mauludin, M. (2017). Peran masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata budaya. Jurnal Pariwisata Nusantara, 9(2), 123–135.
Panda.id. (2024). Peran pemandu wisata dalam membangun citra destinasi budaya. Panda.id Magazine. Retrieved from https://www.panda.id
Smith, M. K. (2003). Issues in cultural tourism studies. Routledge.
Smith, M. K. (2017). Cultural tourism: An introduction to theory and practice (2nd ed.).
Routledge.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Vocasia. (2022). Teknik dokumentasi dalam penelitian kualitatif. Vocasia.com. Retrieved from https://www.vocasia.com
Wijayanti, R. (2019). Tren wisata edukasi di Indonesia: Antara kebutuhan dan peluang. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 12(1), 45–56.
Wahyuni, S. (2021). Pemanfaatan teknologi dalam pengembangan destinasi wisata budaya. Jurnal Teknologi Pariwisata, 5(2), 67–78.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. (2020). Pedoman pengembangan destinasi wisata berbasis budaya dan edukasi. Jakarta: Kemenparekraf.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Faellen Yuan Dias Cercio; Syifa Naila Aura Purwantyas; Fifi Laili Chamidah; Mohammad Insan Romadhan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang manuskripnya diterbitkan akan menyetujui ketentuan sebagai berikut:
Hak untuk publikasi semua materi jurnal yang diterbitkan di situs web RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi dipegang oleh dewan editorial dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap menjadi milik penulis).
Ketentuan hukum formal untuk mengakses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons-NonCommercial-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti RELASI: Jurnal Penelitian Komunikasi berhak untuk menyimpan, mengubah format, mengelola di pangkalan data, memelihara dan menerbitkan artikel tanpa meminta izin dari Pencipta selama tetap mempertahankan nama Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta.
Naskah yang dicetak dan diterbitkan secara elektronik adalah akses terbuka untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan editorial tidak bertanggung jawab atas pelanggaran undang-undang hak cipta.