Kecenderungan gangguan pasca trauma pada penyintas covid-19 berusia dewasa akhir: Menguji peran dukungan sosial

Abstract

Ketika virus dari China mengejutkan Indonesia pada Maret 2020, pemerintah membatasi semua kegiatan—termasuk bekerja, sekolah, kuliah, dan bahkan beribadah—untuk menghentikan penyebaran virus. Sejak Juli 2020, ketika kasus di Indonesia rata-rata sekitar 1.315 per minggu, menurut menurut data JHU CSSE Covid-19, kasus telah meningkat. Gangguan stres pasca-trauma, atau PTSD, akan memengaruhi banyak kasus Covid-19. Terjadinya PTSD pada para penyintas Covid-19 diduga ada kaitannya dengan seberapa besar dukungan social yang diterima oleh para penyintas dari lingkungan terdekatnya. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis pearson product moment. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan kriteria dewasa akhir 40-60 tahun laki-laki /perempuan dan penyintas Covid-19. Pada penelitian ini didapat responden sebanyak 102 responden. Hasil menunjukkan bahwa dukungan sosial dengan kecenderungan PTSD memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan pearson product moment yang memberikan angka sebesar -0.304 dengan signifikasi p=0,000 atau p<0,01. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin rendah kecenderungan PTSD pada penyintas Covid-19 dan sebaliknya. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini dapat diterima yaitu ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecenderungan PTSD pada penyintas Covid-19.