Perilaku prososial volunter save street child Sidoarjo: Adakah peranan kecerdasan emosional dan subjective well-being?
Keywords:
Emotional Intelligence, Prosocial Behavior, Subjective Well-Being, Kecerdasan Emosional, Perilaku PrososialAbstract
This study aims to determine the relationship between emotional intelligence and subjective well-being with prosocial behavior on volunteers save street children Sidoarjo. This research is a quantitative research using correlational research. The participants in this study were 107 volunteers to save street children Sidoarjo. The data analysis technique used in this research is Spearman's Rho. Based on the results of the data analysis that has been done, it shows that there is a strong relationship between emotional intelligence and prosocial behavior. That is, the higher the emotional intelligence, the higher the prosocial behavior, and vice versa, the lower the emotional intelligence, the lower the prosocial behavior. The same thing also applies to subjective well-being with prosocial behavior. That is, the higher the subjective well-being, the higher the prosocial behavior, and vice versa, the lower the subjective well-being, the lower the prosocial behavior.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan subjective well-being dengan perilaku prososial pada volunteer save street child Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian korelasional. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 107 volunteer save sreet child Sidoarjo. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spearman’s Rho. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kecerdasan emosional dengan perilaku prososial. Artinya, semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula perilaku prososial, begitu juga sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin rendah pula perilaku prososial. Hal yang sama juga berlaku pada subjective well-being dengan perilaku prososial. Artinya, semakin tinggi subjective well-being maka semakin tinggi pula perilaku prososial, begitu juga sebaliknya semakin rendah subjective well-being maka semakin rendah pula perilaku prososial.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rully Nur Sofia, Aliffia Ananta, Dyan Evita Santi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.